kapan kau pulang?
pekan-pekan jadi seperti serdadu
menekanku dengan senjata di mulutnya
suara-suara aneh memecah lampu rumah kita
gelap
kata-kata tak terbaca lagi di malam hari
maka hanya setiap pagi aku menulis pertanyaan untukmu
kapan kau pulang?
telah kutanam mei hwa di taman belakang
wanginya lembut
memagutku semalam suntuk
di dapur dan di kamar tidur
aku merasa telah ditelan furnitur
sepi-sepi mengalir dari keran air yang lebih banyak tidur
aku libur mengatur puisi
kubiarkan ia berantakan di lantai
memanjat panci, menyalakan api
kapankah pulang?
aku dalam kepungan mata yang berkobar
menjilat-jilat telapak kakiku
membuatku takut kehilangan surga
Kendari, 13 Mei 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar