Sabtu, 21 November 2015

[Esai] Kekayaan Ekspresi dalam Upaya Mencuri Hati

Karya Susi S. Idris

Foto diculik legal dari sini

Lagu adalah gudangnya ekspresi tokoh utama yang sebagian besar hanya diberi tanda pengenal “aku” oleh sang musisi. “Aku” akan menyebut-nyebut “kamu”, “dia”, “kekasih”, “mantan”, “keong”, “kucing”, dan sejenisnya, untuk berbagai rasa yang dia alami. Rasa yang dialami tokoh utama tersebutlah yang mampu menghadirkan lagu bernuansa gembira, pembangkit semangat, hingga yang melankolis.

Berbicara tentang lagu bernuansa melankolis, Ada Band, grup musik kelahiran 18 November 1996 ini, dikenal sebagai salah satu band Indonesia pencetak lagu-lagu melodramatis yang sulit terlupakan. “Surga Cinta”, “Haruskah Kumati”, “Manusia Bodoh”, “Setengah Hati”, “Masih Adakah Cinta”, “Sendiri”, “Takkan Bisa”, adalah beberapa di antaranya. Dua judul lagu terakhir (yang saya sebut) berada di album Empati, album yang menandai eksplorasi bermusik band fenomenal ini, sehingga dua lagu tersebut—meskipun dibalut dengan irama rock—tetap memperlihatkan tanduk melankolisnya. 

Lagu yang melankolis memang tidak selamanya hadir dengan balutan musik lembut dari denting piano, petikan gitar akustik sepanjang lagu, gesekan biola yang dramatis, juga taburan lirik-lirik puitis. Ada Band, band yang sudah 19 tahun mengukir eksistensi di belantika musik Indonesia ini, membuktikannya kembali (dan lebih berani) melalui single “Kucuri Lagi Hatimu”, single perdana mereka di album ke-13 yang pada 19 November 2015 diputar perdana di 180 radio seluruh Indonesia. Albumnya (judul belum dipublikasi) direncanakan rilis pada awal 2016. Tunggulah sambil terus layangkan request untuk “Kucuri Lagi Hatimu” di radio-radio kesayangan, bisa juga sambil menabung, atau sambil berdoa: tidak ada toko CD yang kembali gulung tikar.

“Kucuri Lagi Hatimu” adalah lagu yang ingar-bingar, cukup berisik, musik disko mengalun sepanjang tiga menit dua puluh sekian detik. Selain itu, lagu yang diciptakan Dika, sang basis ini, memiliki lirik yang lugas. Saking lugasnya, bila kita membaca liriknya (dan belum mendengar lagunya), kita akan skeptis dan mulai memendam praduga, “Bagaimana mungkin lirik selugas ini menghadirkan lagu melankolis yang menghangatkan hati?”

Jawabannya adalah kepiawaian! Kita patut menjura kepada orang-orang di depan maupun di belakang Ada Band: Donnie (vokalis), Dika (basis), Marshal (gitaris), Adhy (drumer), dan para kerabat kerja. Semua bekerja dengan maksimal untuk lagu ini.

Jadi, kepiawaian Ada Band dalam mengemas “Kucuri Lagi Hatimu” adalah: (1) Memanfaatkan kekhasan suara sang vokalis. Vokalis satu ini, apabila suaranya dibahas, akan menghabiskan satu rim kertas HVS. Suaranya lembut, sesekali serak, gumaman dan napas di ujung kata seringkali semacam instrumen tersendiri. Pelafalan kata-kata tertentu (biasanya yang mengandung huruf d, g, dan s), Donnie punya “nadanya” sendiri. Di lagu ini, kekhasan tersebut sangat kentara. Suara Donnie cukup ditonjolkan sehingga mampu mengimbangi musik yang ingar-bingar. (2) Pemilihan ritme (tinggi rendah alunan kata, keras lembut tekanan) yang sangat variatif. Ada kata yang diteriakkan, ada kata yang diucapkan tegas, ada kata yang cenderung lembut penuh harap. (3) Adanya pemenggalan kata-kata tertentu dalam satu kalimat. Dengarkan lirik berikut: Salahku … meninggalkanmu. Andaikan … kucuri lagi hatimu. Kamulah … harta yang paling indah. Jeda dua detik menimbulkan aura sendu tersendiri di lagu ini.

“Kucuri Lagi Hatimu” berkisah tentang “aku” lirik yang menyesali kesalahannya di masa lalu terhadap “mu”. Seiring penyesalan tersebut, “aku” mendambakan “mu” kembali menjadi miliknya. “Aku” didera rindu, didera gelisah, semua karena rasa sayang yang masih ada. Dengarkan lirik pembuka berikut: Gelisah merindukan pelukmu. Salahku meninggalkanmu, oh kasihku. Maafkan salahku dulu. Aku sayang kepadamu. Sekilas, liriknya memang lugas, tepat seperti gambaran cerita. Namun, tunggu dulu, pencipta lagu ini membuat kejutan melalui refrain berikut: Andaikan kucuri lagi hatimu. Percayalah hanya padamu, cintaku. Kamulah harta yang paling indah. Kejutannya mana? Ada di kata “andaikan”. Kata pengandaian tersebut menimbulkan dramatisasi tersendiri di lagu ini, selain suara, nada, dan musik (yang sudah saya bahas di awal).

Coba resapi berkali-kali lirik andalan tersebut: Andaikan kucuri lagi hatimu, hingga saat mendengar Donnie melantunkannya, pastilah kita akan terbawa suasana sendu perasaan si “aku”. Tokoh utama tersebut sudah mengakui kesalahannya, sudah mengucapkan maaf, namun untuk mencuri lagi hati si “mu”, “aku” masih harus berandai-andai. Mungkinkah kesalahan “aku” di masa lalu memang sulit untuk diberi kesempatan kedua?

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa hampir di setiap kata “andaikan” pasti ada penyesalan atau harapan besar yang mengikutinya. Andaikan kucuri lagi hatimu. Percayalah hanya padamu, cintaku. Dalam konteks lirik tersebut, “aku” sudah percaya diri bahwa dia bisa (kembali) memberi cinta seutuhnya kepada “mu”, namun sayangnya semua itu tidak ada artinya karena hati “mu” belum kembali tercuri.  

“Kucuri Lagi Hatimu” memang lagu yang kaya ekspresi tokoh utamanya. Sejak di lirik pertama, ungkapan perasaan “aku” sudah dihadirkan kepada pendengar. Ada kegelisahan karena merindukan pelukan. Ada kesadaran tentang kesalahan yang mewujud permintaan maaf. Ada rasa cinta yang begitu besar. Ada harapan untuk kembali bersama. Ada keinginan untuk menjaga dan selalu menyayangi. Ada kejujuran bahwa “mu” adalah harta yang paling indah, dan ada bayangan yang terus mengusik. Selalu membayangkan wajahmu, kata “aku”. Terbawa di setiap waktu dan mimpiku.

Lepas dari kekayaan ekspresi tokoh utama dalam lagu ini, selayaknya sebuah karya, kreatorlah yang kekayaan ekspresinya begitu melimpah. Ketiadaan nada menjadi ada. Hal-hal yang biasa menjadi luar biasa. Ada Band layak mendapat apresiasi setinggi-tingginya atas kelahiran single perdana “Kucuri Lagi Hatimu” ini. Mereka berhasil menghadirkan lagu bermusik disko yang tetap terasa aura melankolisnya. Meski melankolis, sesekali kita akan dibuat bergoyang kecil. Meski sambil bergoyang, hati kita akan tetap terhunjam oleh ungkapan perasaan “aku” yang begitu tulus untuk kembali mencuri hati sang kekasih.

“Kucuri Lagi Hatimu” adalah lagu dengan komposisi kegalauan yang menumbuhkan energi positif. Melalui lagu ini, kita akan belajar untuk tidak menyia-nyiakan orang yang menyayangi kita dengan tulus. Sebab, pada akhirnya, “kekasih” yang tuluslah yang selalu dirindukan “mantan”.
      
Akhirnya, kepada siapa pun yang belum mendengar single “Kucuri Lagi Hatimu”, ayolah setel radio kalian, lalu request sebanyak-banyaknya (di setiap frekuensi bila mampu). Kepada Ada Band, terus berkarya untuk Indonesia! Terus tebarkan inspirasi, motivasi, dan kebahagiaan, kepada penikmat musik di mana pun berada, seperti yang sudah kalian mulai sejak 1996. 

Salam. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar